Tuhan menciptakan Manusia untuk berusaha bagaimana ia bisa mendapatkan
manfaat dari bumi yang diciptakan, dan
selalu berusaha dalam segala sesuatu yang hasilnya akan kembali padanya dan
seluruh manusia umumnya dengan kebaikan yang sempurana. Semua itu tidak akan
berhasil kecuali dengan keberanian dan mencurahkan seluruh tenaga. Orang-orang
yang mempunyai keberanian akan sanggup menghidupkan mimpi-mimpi, dan mengubah
kehidupan pribadi sekaligus orang-orang di sekitarnya.
“Kemampuan menaklukan
rasa takut merupakan awal dari kebijaksanaan”
(Aristoteles)
Para pendahulu kita bisa mencapai kemerdekaan yang luar biasa karena
keberanian dan mengobarkan kesemangatan. Dan mereka tidak akan mundur setelah
berhasil meraih cita-cita tersebut mereka mempertahankan kemerdekaan itu dengan
keberanian dan semangat yang sama, sementara Kita yang mengisi kemerdekaan hanya
bisa membanggakan masa keemasan pendahulu-pendahulu kita yang berjuang
menundukan berbagai rintangan demi tercapainya kemerdekaan tanpa melakukan
suatu pekerjaan apapun untuk kemajuan dan untuk memuliakan bangsa.
Dulu para pejuang berperang melawan penjajah dengan keberanian,
sekarang untuk mengisi kemerdekaan generasi muda harus berani berperang melawan segala perkara yang candu. Miras,
Narkoba, kecanduan Game, sosmed adalah peperangan gaya baru, perkara yang akan
menimbulkan penyakit-penyakit jika tidak bisa memfilternya. Sikap malas,
apatis, takut, pengecut, masa bodo dengan keadaan bangsa akan membuat generasi
muda tuli terhadap bangsa yang berteriak-teriak tentang kezaliman, buta terhadap para perusak dan
penjajah yang melakukan kejahatan.
Jika penyakit-penyakit itu telah menjangkit generasi muda, maka Negara
ini kehilangan sesuatu hal yang kecil, hingga yang paling berharga. keberanian akan hilang. penguasa yang dzolim
tidak henti-hentinya melakukan kedzaliman, kesesatan orang yang sesat akan
semakin meningkat, tidak ada seorangpun
yang berusah mencegahnya. Kalau sudah demikian yang terjadi, maka Negara ini benar-benar dalam ancaman bahaya besar,
yang membuat setiap warganya sebagai hamba yang tidak berdaya, yang membuat
karakteristik bangsa hilang, menghancurkan kemerdekan dan kebebasannya, atau
mungkin sampai membuat bangsa ini lenyap atau musnah.
Menanamkan jiwa berani terhadap generasi muda adalah yang dapat
menyelamatkan bangsa dari bahaya-bahaya diatas. Keberanian adalah benteng yang
kukuh dan tempat perlindungan yang aman, yang akan menyelamatkan generasi muda
dari sikap apatis, takut, dan pengecut.
![]() |
Presentasi Tim Merah |
![]() |
Diskusi Tim Kuning |
Pegiat-pegiat Gembira (Gerakan Tambi Raya) mencoba menanamkan sifat
keberanian itu terhadap teman-teman yang ikut dalam Minggu Ceria dari TBM Gembira. Dengan membuat kegiatan
yang akan membuat mereka berani berbicara dan maju kedepan. Seperti ketika pada
hari Minggu, 30 Juni 2019. Pegiat-pegiat Gembira membuat kegiatan “Jejak
Edukasi gembira”.
Jejak Edukasi Gembira adalah kegiatan dimana teman-teman Gembira akn
berpetualang dari pos ke pos Gembira untuk menemukan kata-kata motifasi dan
petunjuk arah untuk sampai ke garis finish. Pegiat-pegiat Gembira mencoba
menanamkan sifat berani bertanya pada kegiatan kali ini, dengan membuat petunjuk
arah yang hanya didapat teman-teman Gembira dengan bertanya kepada warga
sekitar.
Kemudian penanaman sifat berani selanjutnya adalah Berani untuk
bertukar pendapat dan bicara didepan teman-teman yang lain. Yaitu ketika
teman-teman Gembira sampai di garis finish. Teman-teman Gembira yang terbagi
dalam dua tim. Tim merah dan tim kuning berdiskusi dan mempresantisakan hasil
yang didapat dalam petualangan Jejak edukasi Gembira.
”Wahai Generasi Muda, hendaknya kita memiliki jiwa yang berani. Berpegang
teguh pada keberanian. Jangan biarkan penyakit takut dan rayuan untuk bertindak
gegababah bersarang di hati kita”
Mushthofa Al-Ghulayaini
Pengarang Kitab Idhotun Nasyi'in
Komentar
Posting Komentar